VIDEO SEASON
BIOETIK
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA Makassar, 24 Desember 2013
REFLEKSI
FILM
“NEVER
LET ME GO”

ANDI NURUL FASTY BATARI
: 110 213 0136
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013
REFLEKSI FILM
NEVER LET ME GO
Film ini
menceritakan tentang bagaimana ilmu kedokteran zaman dulu menanggulangi
penyakit-penyakit yang membutuhkan transplantasi organ. Juga menceritakan para
ahli kedokteran di zaman itu ingin memiliki terobosan agar hidup manusia dapat
lebih dari 100 tahun.
Cerita film ini
berlokasikan di Amerika, yang mana di suatu daerah terpencil di Amerika, terdapat
sekolah asrama yang bernama Hailsham, sekolah ini menampung anak-anak hasil
rekayasa genetika yang biasa disebut klon.
Pemeran utama
dari film ini adalah Kathy H, ia seorang perawat berusia 28 tahun, ia terlihat
sedang memperhatikan seorang pria di dalam ruang operasi, pria itu penuh dengan
bekas jahitan di tubuhnya, kepalanya pun gundul. Kathy berkata bahwa ada yang
menjanggal dari kebanggaannya sebagai perawat yang baik, ia nampak sedang ingin
men-flashback kembali memorinya. Dan memori itu adalah ketika ia, Tommy (lelaki
di ruang operasi), dan Ruth, teman perempuannya, ketika masih berada di
Hailsham dan pondok.
Di Hailsham,
kesehatan para siswa (manusia hasil rekayasa genetic) adalah prioritas utama.
Mereka hanya diajarkan tentang olahraga untuk menjaga kesehatan mereka dan seni
untuk emnggambarkan jiwa mereka. Suatu penghargaan bagi siswa sekolah ini bila
karya seni mereka dipajang di galeri sekolah. Sekolah ini memiliki banyak
rumor, salah satunya dalah bila mereka melewati pagar Hailsham, mereka tidak
akan dapat kembali lagi, ataupun bila kembali, itupun tidak dalam kondisi yang
menyenangkan. Rumor yang satu ini membuat guru baru di Hailsham, Ibu Lucy,
bingung. Dan Ibu Lucy adalah satu-satunya guru di sekolah ini yang menjelaskan
ke siswa dengan jelas, bagaimanakah kehidupan mereka ketika dewasa nanti. Para
lulusan Hailsham pada nantinya akan disebarke daerah-daerah di Amerika untuk
menjadi seorang donator organ. Organ mereka akan diambil oleh staf medis untuk
diberikan kepada pasien-pasien yang membutuhkan. Dan donasi itu pun tidak
dilakukan dalam sekali, tapi hingga mereka meninggal.Ibu Lucy menjelaskan ini
kepada para siswanya sebagai tanda keprihatinannya kepada para siswanya atau
juga dapat dikata untuk menunjukkan pemberontakan atas system ini. Namun, para
siswa pun hanya dapat diam. Beberapa hari kemudian, Ibu Lucy dipecat. Beberapa
pekan sebelumnya, Kathy dan Tommy nampak dekat, tetapi tiba-tiba Tommy pun
nampak menjauh dari Kathy, dan dekat dengan Ruth, teman baik Kathy. Ini membuat
Kathy merasa amat sendiri hingga ia berusia 18 tahun.
Semua siswa
Hailsham yang berusia 18 tahun akan dipindahkan ke berbagai tempat yang
membutuhkan mereka. Tommy, Ruth, dan Kathy pun dipindahkan ke sebuah desa yang
mereka menyebutnya sebagai pondok. Di sana mereka bertemu dengan orang lain
seperti mereka tetapi disekolahkan di asrama selain Hailsham. Mereka semua yang
tidak pernah melihat daerah luar pun hanya dapat melihat pergaulan televise
ataupun majalah. Mereka di sana seperti sedang menunggu detik-detik kematian
mereka, karena ketika sudah ada panggilan donasi pertama, mereka pun akan
meninggalkan pondok itu. Mereka dapat menunda waktu donasi mereka dengan
mendaftar sebagai perawat, perawat yang akan merawat orang seperti mereka
lainnya selama masa donasi organnya.
Selama di
pondok, masing-masing dari mereka sebenarnya ingin sekali bertemu dengan
duplikat mereka, mereka mencari di majalah-majalah, televise, bahkan di
perkantoran seperti yang dilakukan Ruth, tapi sayangnya, yang Ruth lihat,
bukanlah duplikatnya. Mereka selalu dipantau dari gelang yang mereka kenakan,
dan itu membuat mereka tidak ada kemungkinan untuk kabur. Banyak yang terjadi
selama mereka di Pondok, itu semua membuat Kathy tidak dapat lagi menahan
marahnya kepada dua kawan lamanya, Tommy & Ruth, yang ia inginkan hanyalah
menjauh dari mereka dan melupakan mereka berdua, dan Kathy akhirnya memutuskan
untuk melamar jadi perawat.
Selama masa
pembelajaran Kathy menjadi perawat, ia pun sibuk, ia sangat jarang bertemu
dengan Tommy dan Ruth, hingga Tommy dan Ruth pun berpisah, mereka berdua telah
memulai donasi pertamanya, sedangkan Kathy dalam proses menjadi perawat.
Beberapa tahun
kemudian, Kathy telah mendapat surat keputusan dirinya menjadi seorang perawat,
yang bertanda bahwa donasi pertamanya juga ditunda. Ia pun memulai kehidupannya
merawat dan menemani teman senasibnya dalam menjalani donasi-donasi mereka.
Kathy pun mengingat bagaimana sulitnya ketika ia harus mendapat pasiennya yang
meninggal akibat komplikasi, mengingat tidak semua pasien donasi masih hidup
setelah donasi pertamanya, tapi, ada pula yang masih hidup, bahkan setelah
donasi ketiganya. Saat ia akan dipindahtugaskan ke rumah sakit lain, ia melihat
data Ruth di computer perawat rumah sakit itu, dan ia pun akhirnya penasaran,
dan ingin bertemu dengan Ruth. Ketika ia sampai di bangsal tempat Ruth dirawat,
yang ia lihat hanya koleksi kuda Ruth, namun ternyata, Ruth baru saja dari
kamar kecil. Ruth nampak sangat kurus, lemas, dan ia tidak bisa lagi
menggunakan kedua kakinya untuk menahan badannya sendiri, ia membutuhkan
semacam tongkat berkaki empat. Mereka melepas rindu dan nampak seperti ingin
berkumpul lagi dengan Tommy.
Saya pun baru
menonton film ini, dan tak terkira bagaimanakah akhir dari film ini.
Apakah mereka
akan bertemu dengan Tommy?
Apakah Tommy
sudah meninggal?
Ataukah system
ini akan dihapus dan mereka bertiga akan berkumpul bersama lagi?
Apakah akan ada
pemberontakan untuk membela mereka semua yang bernasib seperti Kathy, Ruth, dan
Tommy?
Tapi, saat di
awal film, nampak Tommy sedang akan mendonasikan lagi organnya, dan Kathy
seperti akan menyusul Tommy dalam donasi pertamanya. Dan nampaknya system ini
akan berlanjut hingga ilmu teknologi kedokteran mendapat solusi yang lebih
manusiawi lagi dalam proses penyembuhan paisen-pasien yang membutuhkan
transplantasi organ.
Film ini
menunjukkan bagaimana bentuk ilmu kedokteran sekuler. Tanpa agama, menyalahi
takdir Yang Maha Kuasa, dan sangat tidak manusiawi. Karena bagaimanapun cara
seseorang itu lahir atau terbentuk, tetap ada nyawa yang ditiupkan atas
kehendak Allah SWT, yang mana di mata Allah SWT adalah sama dan tidak ada
perbedaan, maka kita sebagai hamba Allah harus pula memperlakukannya sama-sama
layaknya manusia. Ini sangat menggambarkan tragisnya, sangat tidak
manusiawinya, sangat kejamnya perlakuan antar manusia, bila agama tidak turut
mengambil andil.
Walaupun memang
kesembuhan pasien adalah prioritas utama dalam etika kedokteran, seperti
kematian satu orang dapat menyelamatkan hidup lebih dari satu pasien, tetapi
dengan cara seperti ini, yang menggambarkan seakan-akan tujuan mereka hidup
hanyalah memberikan organ mereka ke manusia lainnya, membuat saya tidak setuju.
Tidak ada autonomy dan justice dalam kasus ini, bahkan bagi klon yang menjadi
donasi hingga meninggal tidak ada bagi mereka baik non malefience, beneficence,
justice, apalagi autonomy. Bukankah dalam kode etik kedokteran semua pasien
darimana pun asalnya, ekonominya, profesinya memiliki status yang sama dengan
pasien lainnya? Bukankah lebih baik bila keputusan ini ditentukan oleh sang donatur
itu sendiri? Apakah ia akan memberi donasi hingga ia meninggal atau hanya untuk
sekali?
Tetapi, film
ini juga mendorong kita agar lebih menghargai bagaimana itu cinta,
persahabatan, dan kehidupan serta mensyukuri segalanya, seperti kutipan "Apa artinya memiliki jiwa, dan bagaimana Anda
membuktikan apa jiwa adalah".